Pages

Flickr Photos

Sunday, December 25, 2011

IT'S FINALLY HERE!



my parents and me. (without my lil sister)

HAVE FUN GUYS!
KEEP UR GOOD ATTITUDE.
MAY PEACE, LOVE, AND JOY BE WITH YOU! <3




JESUS LOVES U!



Thursday, December 22, 2011

New family member! Nyan~

 

Nyaaan~ This is....... umm... I'm not sure. Should I name it CrunchyTigerBlondie, ChopinChocolate or Mocha? :3

Sunday, December 18, 2011

Love Whisper - chapter 1

*Inspired by true story*
Author: Minniemint
Main cast: SHINee's Onew, Minji
Support Cast: SHINee's Taemin, Minho, Key, and Eunra, Hyejin
Length: more than 1 chapter
Genre: school life, friendship, romance, sad, family
Rating: PG-13
Language: Indonesian




“Don’t forget to collect it next two weeks before 8 A.M, kids. Class dismiss.” Miss Tiffany menutup kelas Bahasa Inggris dengan memberikan tugas mading. Beberapa siswa yang duduk perkelompok memulai percakapan mereka seputar tugas yang diberikan.

“Jadi, kapan kita bisa membuatnya?” Tanya Eunra kepada anggota kelompok lain, memulai percakapan.

“Terserah saja.” Jawab Onew yang duduk paling dekat dengan Eunra, yang lain mengiyakan.

“Hmm, kalau aku hari Sabtu tidak bisa.” Jawab Minji. “Bagaimana kalau hari Jumat? Jam 5, di rumah Eunra.” Minji menatap yang lain satu per satu, meminta persetujuan.

“Oke. Jumat, jam 5, rumah Eunra.” Hyejin menyimpulkan setelah melihat tidak ada yang tidak setuju. Sudah biasa bagi mereka mengerjakan tugas kelompok di rumah Eunra, jadi tidak ada alasan untuk tersesat. Tapi, sepertinya yang punya rumah agak tidak setuju.

“Tunggu! Wait! Kenapa harus di rumahku lagi?” Sela Eunra ketika yang lain sudah akan bersiap pulang. “Kenapa tidak di rumah Onew atau Taemin saja? Kita belum pernah kesana.” Dia protes karena setiap kali mengerjakan tugas kelompok selalu saja di rumahnya.

“Boleh saja. Tapi, tidak ada service ala restoran.” Onew menjawab sambil terkekeh.

 “Noona! Noona tidak mau melihat ku kelaparan, kan? Mana bisa aku mengerjakan tugas tanpa mengisi perut. Ayolah, noona.” Cetus Taemin.

“Tentu tidak, Taeminie. Yah, sudahlah, di rumahku saja.” Eunra mengalah dengan gampangya karena alasan – atau tepatnya, bujukan – Taemin. Taemin adalah anggota termuda di kelompok mereka, dan Eunra – yang lebih tua dua tahun – sangat menyayanginya seperti adik sendiri. Sikapnya yang penurut dan manis mampu meluluhkan hati para noona.

“Anything for Taemin.” Ucap Hyejin, entah menyindir atau apa.

“Kenapa? Kau cemburu, Hyejin-ah?” Eunra menyipitkan matanya dan menatap Hyejin sambil menyeringai. Hyejin ini lahir ditahun yang sama dengan Taemin hanya berbeda bulan saja. Mereka masuk kelas akselerasi sewaktu Junior High school, makanya bisa sekelas dengan siswa yang lebih tua setahun atau dua tahun.

“Sejak kapan? Bukannya memang seperti itu? Unnie selalu memanjakan Taemin. Sudah, bilang saja pada ummamu untuk menjadikannya adik angkat.” Ucap Hyejin santai.

“Iya. Aku sudah mengusulkannya pada umma, tapi ‘mengurusmu sendiri saja umma sudah kelelahan, apalagi dua!’. Begitu katanya.” Eunra menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sambil nyengir kuda.

“Kalau begitu aku saja, noona~” Usul Onew yang berdiri d samping Eunra. Dia menunjuk dirinya sendiri dengan mengerjap-ngerjapkan matanya sambil tersenyum. Nada bicaranya dibuat seimut mungkin. Tapi, sayangnya jauh dari standar.

Eunra menyentil kening Onew, “Aww! Wae? Aku kan lebih muda setahun.” Onew mengelus keningnya yang merah. Kontras dengan warna kulit pucatnya.

“Menjijikkan!”  Tukas Eunra menjauhkan jaraknya dari Onew. “Kau harus menjadi seperti ini kalau mau menjadi dongsaengku!” Eunra mengarahkan jarinya pada Taemin yang dari tadi tersenyum melihat tingkah laku noona dan hyungnya. “Atau seperti ini!” Jari telunjuknya berpindah pada Minji. Minji yang menyadari dirinya di tunjuk menatap Eunra bingung. Kepalanya dimiringkan ke kanan, kebiasaan kalau ada sesuatu yang tidak dia mengerti.

“Na? Wae?” Tanyanya dengan tatapan polos. Kulit putih pucat, pipi chubby, badan kurus, mata besar. Tidakkah itu bisa dibilang imut?

“Lihat. Seperti itu. Bagus Minji-ah! Aigooo~ Neomu kyeopta~” Eunra mencubit pipi Minji, menggoyangkannya ke kanan-ke kiri.

“A, aaa.. apuda.” Minji mengelus pipi chubbynya dan memajukan bibirnya, berpura-pura kesal dengan perlakuan Eunra yang sudah menjadi rutinitas. Wajahnya kemudian berpaling pada Onew. “Ku sarankan jangan mau menjadi dongsaeng Eunra kalau kau tidak mau di siksa seperti ini tiap hari. Sungguh menyakitkan.” Minji menggelengkan kepalanya, mendramatisir keadaan. Taemin dan Hyejin pun tertawa mendengar pengakuannya. Sementara wajah Onew sudah terlanjur memerah ketika Minji mendapatinya sedang tersenyum sambil menatap Minji.

>>> 

“Jinjja! Can’t we breathe just for one day?” Keluh Minji di tengah jalan.

“Noona, sini tasnya, biar ku bawakan. Kau sepertinya lelah sekali.” Taemin menjulurkan tangannya di dekat tas Minji.

“Ah, tidak usah. Tidak berat, kok.” Minji tersenyum kecil, meyakinkan Taemin kalau dia baik-baik saja. Tapi tiba-tiba tangan seseorang meraih tas Minji dari belakang.

“Tidak berat apanya?” kata orang itu. “Hmm, apa saja yang kau masukkan di sini? Batu?” Onew menggelengkan kepalanya. “Biar aku saja yang membawakan tasmu.”

Minji menatap Onew dengan ragu. Ia merasa tidak enak membiarkan Onew membawakan tasnya. Walau Onew sendiri sebenarnya tidak keberatan - secara harafiah.

“Kalau begitu bawakan tasku juga, hyung. Nih.” Dengan seenaknya Taemin menyerahkan tasnya pada Onew. Dan bodohnya Onew meraih tas yang hampir terjatuh kalau dia tidak menangkapnya.

“Ya! Kau kira aku ini pembantumu?” Onew menggerutu. Tidak terima dengan perlakuan si maknae.

“Kan tidak adil kalau hanya Minji. Hyung tidak lihat? Aku juga lelah. Tugas-tugas ini sungguh menguras tenagaku.” Omel Taemin.

Pada akhirnya, Onew mengalah dan berjalan sambil menenteng dua tas, plus tasnya sendiri yang di dalamnya terdapat sebuah laptop 14”. “Dasar maknae.” Gumam Onew sambil menatap kedua manusia di depannya yang sedang tertawa bersama.

>>> 

Hyejin baru saja akan masuk ke sebuah gedung ketika sebuah suara memanggil namanya. Suara gaduh itu terdengar mendekat ke arahnya. Hyejin memalingkan wajahnya ke belakang dan mendapati Minji tersengal-sengal.

“Atur dulu nafasmu, Minji. Kau habis berlari?”

“Ah, ne. Kita… terlambat.” Ucapnya sambil memegang lutut. Hyejin mengerutkan keningnya, lalu melihat jam di ponsel.

“Kau memajukan jam tanganmu lagi?” Selidik Hyejin.

Lima detik kemudian Minji menepuk dahinya ketika mengingat sesuatu. Ia menertawakan dirinya yang ceroboh. Hyejin mendesah melihat kelakuan temannya. Namun, ia maklum dengan sifat ceroboh Minji yang entah karena apa sering memajukan jam tangannya dan ditambah lagi sifat pelupa yang belum sembuh sejak 2 tahun lalu mereka berteman. Hyejin sendiri heran, kenapa orang seperti ini  harus ia akui, kemampuan belajar Minji tidak kalah dengannya yang notabene pemegang juara umum termuda dalam sejarah Neul Paran High School 2 tahun berturut-turut.

“Ahh, segar.” Ucap Minji setelah meneguk susu stroberi dingin yang ia beli di vending machine ruang tunggu Language College, tempat mereka kursus.

“Minji, tahu arti kalimat ini?” Tanya Hyejin sambil menunjuk segaris kalimat dalam bahasa Inggris.

Minji membacanya sekilas dan memberitahukan artinya tanpa banyak berpikir. Bahasa Inggris memang bukan pelajaran yang sulit untuk Minji. Pengalaman tinggal di London selama 3 tahun memudahkannya untuk mengerti bahasa yang susah dipelajari bagi orang Korea. Ditambah lagi Minji sering bercakap-cakap dengan Key, teman sekelasnya, menggunakan bahasa Inggis. Kalau dipikir-pikir, ia memang sudah tidak perlu kelas tambahan untuk pelajaran ini. Tapi, entah kenapa ia masih belum merasa puas dengan kemampuannya.

Minji mendapati botol susu stroberinya telah kosong tepat ketika bel kelas berbunyi. Mereka berdua beranjak ke kelas Sidney di lantai tiga. Namun, sosok seseorang yang tidak asing tertangkap oleh mata Minji. Orang itu sedang duduk membelakanginya dan sedang terlibat percakapan dengan salah satu guru. Minji memelankan langkahnya dan membiarkan Hyejin naik tangga lebih dulu. Minji menghembuskan nafasnya dengan kuat sambil terseyum samar, walaupun begitu, matanya memandang orang itu nanar. Ia kemudian melesat pergi sebelum orang itu melihatnya. Setidaknya ia belum akan melihatnya hari ini.

>>> 

Malam itu Minji sedang tidak melakukan apa-apa. Hanya duduk sambil menatap keluar jendela, walau tidak ada hal menarik yang dapat di lihat karena gelap. Berbagai hal terlintas dalam pikirannya. Orang yang ia lihat di tempat kursus. Seseorang yang walaupun ia ingin namun tidak bisa ia lupakan. Kalau saja ia diberikan satu permintaan, ia ingin menghapus ingatannya tentang orang itu yang telah membuatnya tidak bisa berpaling.

Minji mengambil sebuah buku di laci meja belajarnya. Buku yang telah dimilikinya sejak 4 tahun lalu. Buku yang hampir penuh oleh tulisan-tulisan tentang keseharian Minji. Ia hanya menyisakan satu halaman di paling belakang dan ia berjanji tidak akan menuliskan apapun di atasnya, sampai waktu yang ia rasa tepat. Sampai hatinya yakin.

Ia tersenyum tipis ketika membaca kata-kata yang terpampang di sampul depan. Lalu ia menengadah ke langit sambil mengeluarkan nafas dari mulutnya.

“Na jinjja babo saramiya.” Bisiknya dengan nada merenung.

Tiba-tiba terdengar dering ponsel yang memekakkan telinga sampai hampir menjatuhkan Minji dari kursinya. Ia meraih ponselnya di atas meja belajar sambil mengumpat dalam hati. Sebuah pesan singkat. Dari Eunra. Segera setelah membacanya, Minji menyalakan komputernya dan membuka browser, lalu mulai mencari apa yang di tugaskan ketua kelompok mereka.

>>> 

Minji melahap sarapannya dengan malas sambil sesekali menguap. Tugas-tugas sekolahnya membuatnya harus tidur tengah malam akhir-akhir ini. Di tambah lagi penyakit anemia yang membuatnya sulit tidur.

“Umma sudah bilang, banyak minum air putih, tapi kau tidak mau dengar.” Ujar Nyonya Lee dengan nada khawatir. Lalu ia mendesah. “Lihat wajahmu, pucat sekali, Minji-ya.”

Minji tidak berkata apa-apa. Kalimat-kalimat seperti itu sudah sering didengarnya sampai ia kehabisan kata-kata untuk beralasan. Bahkan belakangan ini ibunya semakin sering mengingatkannya untuk minum air putih. Tidak mau berdebat dengan ibunya, Minji menegak susunya sampai habis, lalu beranjak ke ruang tamu di bagian depan rumah. Ia mengambil bantal sofa dan memeluknya, lalu menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa broken white sambil sesekali melihat jam tangan hitamnya.

Tidak lama kemudian sebuah Hyundai Equus hitam keluaran terbaru berhenti di depan rumah Minji. Setelah mendengar bunyi klakson yang sudah tidak asing lagi, ia langsung melesat keluar sambil berpamitan pada ibunya. Mobil itu pergi setelah membunyikan klakson dua kali.

“Kita terlambat.” Ujar Minji pada Key yang duduk di jok samping pengemudi. Ia tidak bermaksud menyinggung Key yang datang beberapa menit lebih lama dari biasanya. Nada bicaranya terdengar sedikit cemas.

“Santai sedikit Minji. Lima menit lebih lama tidak akan membuat kita terlambat.” Sahut Key cepat. “Ahjussi, cepat sedikit.”

“Asal kau tahu Key, aku sedang tidak ingin berurusan dengan Kang sonsaengnim. Kau belum pernah, jadi kau tidak tahu rasanya sit up 100 kali ditambah lagi hukuman-hukuman yang lain. Oh, no-no.” Minji menggelengkan kepalanya, menepis ingatan buruk tahun lalu. Hanya karena waktu itu jam dinding kamarnya mati, ia harus menderita di pagi hari yang dimana mentari bersinar dengan hangatnya. Sejak saat itu ia bersumpah di bawah bendera Korea Selatan, tidak akan terlambat masuk sekolah.

“That’s your fault. Apa gunanya aplikasi alarm di ponselmu?” Tidak ada jawaban. Key lalu melirik dari kaca spion dan mendapati Minji sedang mengerucutkan bibirnya, tangannya ia lipat di depan dada. “Biar ku tebak. Kau pasti lupa?”

Tetap tidak ada balasan, dan bagi Key itu berarti iya. “For God’s sake. Minji, berapa umurmu?” Gurau Key di sela tawanya.

Minji tertawa hambar. “Lucu sekali.” Ujarnya datar.

“Well, now if we are late, that would be your fault.”

“We won’t.”

>>> 

“Hah, hah... Hah.”

“Kim Kibum! Kenapa kau berhenti!” Teriak Kang sonsaengnim dari ujung lapangan Neul Paran High School.

Tidak mau kena pukulan maut dari Kang sonsaengnim, Key melanjutkan larinya.

“Harabeoji.” Celetuk Minji dari belakang yang lalu menambah kecepatan larinya seolah menantang Key bertanding.

“Ya!” Key mengejar Minji yang berlari dengan lumayan kencang.

“Bagaimana? Pagi yang indah bukan?” Gurau Minji pada Key yang sudah berada berlari di sampingnya. Ia tertawa tipis seolah-olah sedang tidak di hukum.

“Kau menikmatinya?” Tanya Key tidak percaya. Beberapa saat yang lalu ia bercerita betapa tidak inginnya ia di hukum. Tapi lihat sekarang siapa yang bersemangat. Terkadang Key tidak mengerti dengan tipe AB seperti Minji.

“Di hukum? Absolutely not. Aku hanya senang melihatmu kelelahan. Padahal baru satu putaran. Seperti harabeoji saja.” Goda Minji. “Aku duluan ya!”

“Cih, aku tidak tahu dia bisa berlari seperti itu.” Gumam Key sedikit kesal. Dalam hati ia bersumpah tidak akan pernah berurusan dengan Kang sonsaengnim, sang guru olahraga yang adalah mantan pelatih militer.

Masih tersisa dua putaran lagi, dari total lima putaran, yang harus diselesaikan Key, dan satu putaran lagi untuk Minji. Ia lalu melirik ke belakang mencari keberadaan Minji yang berlari sangat pelan jauh darinya. Padahal beberapa saat yang lalu, Minji berlari seperti atlet sungguhan. Key lalu menyadari adanya keanehan. Namun sebelum ia menebak-nebak apa itu, Minji sudah lebih dulu tumbang, tergeletak tak berdaya. Key mengubah arah larinya, dan berlari lebih cepat ke arah Minji.

Murid-murid yang berlari di belakang Minji mulai panik, ketika suara berat dan tegas dari arah belakang terdengar. “Bawa dia ke ruang kesehatan!” Perintah Kang sonsaengnim pada seorang murid.

>>to be continueee~


Cornflakes Choco Rainbow

Just wanna share this recipe to u guys! It's easy, u can make it by ur self. Just be patience and careful.


Ingredients:
Dark chocolate, melt it*
Crispy cornflakes or other cereal
Sparkles
Cups.

*To melt the chocolate - Place the chocolate in the microwave for 30 seconds at a time on high power until the chocolate is melted. Be very careful not to overheat it. The chocolate may not look as if it has completely melted, because it retains its shape. The chocolate should be only slightly warmer than your bottom lips. You may still see lumps in it once you've stirred it, but don't worry; the residual heat of the chocolate will melt them.


Direction
Melt the chocolate.
Stir in the cornflakes.
Spoon into the cups.
Spread the sparkles on it.
Put in the fridge to set.
Will keep in an air tight container for 2-3 days.

Voila! Easy steps, right? 

Saturday, December 17, 2011

Photographer Wanna-be

Maybe I don' really like taking picture of my self, but... Just so u know, I'd like to be a photographer!

So, eventho I didn't take photography major, I'd really love to have this camera:

Canon Ixus 230HS

  • 8x zoom, 28mm wide lens. Intelligent IS
  • HS System (12.1 MP)
  • Smart, thin metal body
  • 7.5 cm (3.0") PureColor II G LCD
  • Full HD, Powered IS
  • Smart Auto (32 scenes)
  • High-speed Burst & Super Slow Motion Movie
  • iFrame movie. Movie Digest
  • Creative modes
  • Hints & Tips

XDDD It must be fun taking picture of those beautiful scenery, clouds, happy face of my friends, puppies, kitties, daily life activities...


Monday, December 12, 2011

Yiruma's When The Love Falls

My favorite song, sounds really nice when I play it on rainy day... ^^


Why is it upside down?? Cuz idk how to edit it! :P

>.< I know, I know, not as good as Yiruma... :)
But, please comment ^^

“I believe in fate to love. The people whom you’re supposed to meet, you’ll meet them sooner/later.”

That's what this beautiful man said.


He's cute, isn't he? LOL sorry boys! >w<

Well... For those who don't have any idea about this cute creature, I'll tell ya..

He is Lee Sungmin, titled as The King Of Aegyo ("Aegyo" means "cute"), Kyuhyun's roomate and wife.

He's good at so many things!

Being cute...

Dancing...

Playing piano.... <3


Guitar....



Martial art... o.O
 


Acting.....

Making bubbles..... :P

Magic... (?!)
 <--- is it magic? :P

etc...........

See?
That's why... He's my inspiration! :D


He loves wine.... Yes. This photos was from his Cyworld acc.


Just so you know, his room is full of that thing! :O

 <--- it's his cat, Hyaku


Well, one is wine lover, and the other is Starcraft obsessed.

Yes, I'm talking 'bout Cho Kyuhyun, his witty roomates :P

he's so serious.. <_< lol

It's started from Kyuhyun then to the other members.... -.-



And then going international....

LOL

Yesss, I love this "couple"!


Ok, then, I'll write about other Super Junior members later. Ciao!


Saturday, December 10, 2011

나는 누구~~?



You don't know how to read the title???

Oh, I'm sorry. I'm one of the victim of Hallyu Wave or Korean Wave. And the title says, "Naneun nugu~~?" which means, "Who Am I~~?" *singing Siwon's "Who Am I"*


Please bear with me, cuz I'm so lovin' it! ^^v

Well, I'm very thankful that on December 1st 1991 my mother gave birth to me with so much struggle cuz I was... too big for a baby.

Yeah, then my parents named me, Priskila, exactly like my mom's dream, and an accidentally wrong middle name, which I still question the reason behind it. Don't want to talk much 'bout it.

I was born in Manado, we moved here and there, then here I'm, back to Manado. *I wanna go back to Balikpapan* >.<

Thanks God, I have a very very nice friends, here and there. I love to hangout with them, I'm a lil bit silent and shy, though. *^^*

Ok, that's not all, but that's all for now. Ciao!