Terlelap ku di bawah bulan yang beku
Tertidur ku di atas air mata dan menderita
Aku tak tahu lagi mana langit dan bumi
Karena aku tengah berpijak di atas khayalan tentang dirimu
Dengan di selimuti kabut pengharapan
Antara aku dan kau
Yang berada di depan mata
Tetapi di seberang samudera pula
Yang terikat oleh simpul kemunafikan
Sampai saatnya nanti ruang dan waktu akan membelah sebentuk hati
Mungkin cinta ku yang rapuh akhirnya akan kalah
Pada rasa takut akan hal yang tidak pasti
Pada hal abstrak yang menghantui jalanku
Namun, masih saja ku berharap kau datang ‘tuk merangkul hati ini
Sungguh bodoh diri ku
Mempertahankan cinta untuk dirawat
Padahal yang ada hanyalah luka derita
Balasan yang kosong dan hampa
Membuat logika menjadi rusak
Bahkan untuk meniti jalan pikiran ku pun aku tak mampu
Khayalan ku kini menjadi penyangga bagi cinta ku
Berharap kau akan datang menghangatkan ku
Sehingga lilin kecil ku redup, mencair dan mengendap di lubuk
hati mu
Mengetuk batin dan menginap di dalam hati
Dan akhirnya cinta ku merasakan miliki dunia ini
Yahh… itu hanyalah angan tak berarti
Pada kenyataannya…
Kau yang ku cintai tak merasa yang sama
Kini ku berlutut
Memohon belas kasih dan perhatianmu
Membuat ku tersendat-sendat mengais darah
Membuat sesal menunjuk diri sendiri yang menangisi fakta beku
yang sudah kaku
Semua ini seperti hukuman untuk ku yang keras kepala
Dan setelah kau menampar pipi ku
Menusuk jantung ku
Menggores nadi ku
Akankah mungkin aku yang berjalan terlunta-lunta
Dan aku bilang “iya” pada cinta?
250107
No comments:
Post a Comment